NAFIDATULILMI_Ketahuilah, umur dunia hanya sedikit.
Kemuliaan didalamnya adalah kehinaan. Pemudanya akan menjadi renta, dan yang
hidup didalamnya akan mati. Celakalah yang tertipu olehnya.
Janganlah kau tertipu oleh dunia. Orang yang tertipu adalah yang tertipu
oleh dunia. Dimanakah penduduk yang membangun suatu kota, membelah
sungai-sungainya dan menghiasinya dengan pepohonan, lalu tinggal di dalamnya
dalam jangka waktu sangat pendek. Mereka tertipu, menggunakan kesehatan yang
dimiliki untuk berbuat maksiat.
Demi Allah, di dunia mereka dicengkeram
oleh hartanya, tak boleh begini dan begitu, dan banyak orang yang dengki
kepadanya. Apa yang diperbuat oleh tanah dan kerikil kuburan terhadap tubuhnya?
Apa pula yang diperbuat binatang-binatang tanah terhadap tulang dan anggota
tubuhnya?
Dulu, di dunia mereka berada di
tengah-tengah keluarga yang mengelilinginya. Diatas kasur yang empuk dan
pembantu yang setia. Keluarga yang memuliakan dan kekasih yang menyertainya.
Tetapi ketika semuanya berlalu dan maut datang memanggil, lihatlah betapa
dekat kuburan dengan tempat tinggalnya. Tanyakan kepada orang kaya, apa yang
tersisa dari kekayaannya? Tanyakan pula kepada orang fakir, apa yang tersisa
dari kefakirannya?
Tanyalah mereka tentang lisan, yang
sebelumnya mereka gunakan berbicara. Juga tentang mata yang mereka gunakan
melihat hal-hal yang menyenangkan. Tanyakan tentang kulit yang lembut dan wajah
yang menawan serta tubuh yang indah, apa yang dilakukan cacing tanah terhadap
itu semua? Warnanya pudar, dagingnya dikunyah-kunyah, wajahnya terlumuri tanah.
Hilanglah keindahannya. Tulang meremuk, badan membusuk dan dagingnya pun
tercabik-cabik.
Dimanakah para punggawa dan budak-budak?
Dimana kawan, dimana simpanan harta benda? Demi Allah, mereka tidak membekali si
mayit dengan kasur, bahkan tongkat untuk bertopang sekalipun. Dahulu dirumah
mereka merasakan kenikmatan. Kini ia tenggelam dibawah benaman tanah. Bukankah
kini mereka tinggal ditempat yang lusuh dan menjijikan? Bukankah sama saja bagi
mereka; siang dan malam? Bukankah sekarang mereka tenggelam dalam pekatnya
kegelapan? Tak ada lagi kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang tercinta.
Berapa banyak orang yang dulunya mulia,
kini wajahnya hancur. anggota badannya tercerai berai. Mulut mereka belepotan dengan
darah dan nanah. Binatang-binatang tanah mengerubuti jasad mereka, sehingga
satu per satu anggota tubuh terlepas. Hingga akhirnya tak tersisa, kecuali
hanya sebagian kecil saja. Mereka telah meninggalkan istananya. Berpindah dari
tempat lapang ke lubang yang sempit. Sesudah itu, istri-istri mereka dinikahi
orang lain. Anak-anaknya pun berkeliaran dijalan. Harta bendanya dibagi-bagi
oleh ahli warisnya.
Diantara mereka, ada pula yang dilapangkan
kuburnya. Diberi kenikmatan dan bersenang-senang dengannya didalam kubur.
Tetapi ada pula yang di adzab dalam sempitnya lubang kubur. Menyesali apa yang
telah mereka kerjakan.
“Wahai
yang menjadi penghuni kubur esok hari, bagaimana dunia bisa menipumu? Dimana
kafanmu? Dimana minyak (wewangian untuk orang mati)mu dan dimana dupamu?
Bagaimana nanti ketika kamu telah berada dalam pelukan bumi. Celakalah aku,
dari bagian tubuh yang mana pertama kali cacing tanah itu melumatku? Celakalah
aku, dalam keadaan bagaimana aku kelak bertemu dengan malaikat maut, saat ruhku
meninggalkan dunia? Keputusan apakah yang akan diturunkan oleh Rabbku?“.
(Umar Ibnul Khattab –radiallahu’anhu-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar