Meski tak terisak, bahkan tak setetes air mata jatuh, namun ketahuilah,
runtuhnya langit bahkan hancurnya alam ini rasanya lebih ringan daripada harus
kehilangan penyejuk mata (anak).
Sesak,
sakit, sedih, bingung, seluruh rasa itu bercampur dalam hati menjadi kecamuk.
Tak guna segala macam keindahan dunia, yang terbayang hanyalah memori-memori
saat bersama dan bayangan hampa dimasa depan sana.
Sungguh,
kehilangan adalah diantara ujian terberat hati manusia, sebab ia membawa pergi
pelaku dan hanya memori yang ditinggalkan bersama kerinduan.
Minggu ini (26/05/2022) anak seorang gubernur dinyatakan hilang terseret arus sungai di eropa sana.
Sudah hampir seminggu semua tenaga dan teknologi digunakan untuk mencari jasadnya,
nihil. Takdir Yang Esa menentukan untuknya hal yang paling perih serta pahit
dirasa, hanya dengan iman serta keyakinanlah yang akan menjadikan semua
berujung manis penuh makna.
Kita manusia, yang mudah marah saat keburukan datang menimpa.
Tapi kita juga seringnya lupa, berapa banyak nikmat yang sudah
diberikan-Nya.
Anak itu nikmat yang agung dari-Nya. Yang kehadirannya benar-benar
ditunggu dengan penuh suka cita. Maka wajar, jika hati manusia yang lemah ini
akan merasa hancur berkeping-keping saat harus menghadapi kenyataan bahwa belahan
jiwanya kini telah pergi selamanya dari dunia, bahkan untuk melihat wajahnya
terakhir kali saja adalah hal yang mustahil jadi nyata.
Dulu, setelah menikah, hal yang paling ditunggu istri adalah telat haid
dan dua garis merah.
Bagaimana ia selalu ketar-ketir saat mendekati jadwal haid, tak jarang
juga kita dapati sedang murung menangis sebab haid datang tak sebagaimana
harapannya.
Dan datanglah saat dimana dua garis biru benar-benar tertera dalam tes
pack. Alhamdulillah.
Bahagianya tidak terkira. Bahagianya tak kalah dengan memegang tangannya
saat pertama kali memilikinya.
Menjalani hari-hari penuh dengan Bahagia adalah hari-hari saat melihat
perkembangan demi perkembangan calon buah hati dalam perut ibunya. Apalagi jika
hari-H itu sudah di depan mata.
Menentukan nama, warna baju, pilihan asesoris dan lain-lain adalah hal
yang sangat menyenangkan hati.
Lalu, saat dia lahir ke dunia, sungguh, perjuangan yang sangat Panjang itu
akhirnya terbayarkan, hari itu resmi status kita menjadi seorang ibu dan ayah. Alhamdulillah.
Dan bayangkan, kebahagiaan itu harus di ganti dengan isak tangis yang
menyesakkan dada. Saat tau bahwa buah hati harapan kita lebih dulu diambil Sang
Pemiliknya. Meski hati terasa hancur, air mata terus bercucur, tapi janganlah
sampai lisan ini menjadi sebab laknat dari SANG PEMILIK segalanya. Qadarullahi wa ma
sya'a fa'ala. Allahumma ajirna fi musibatina , wa akhlifna khairan minha. Aamiin.
(Special post for my first daughter: Humaiza Sidqiya Muattira)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar