WAFATNYA PEDANG ALLAH DAN RASULULLAH - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 24 Januari 2018

WAFATNYA PEDANG ALLAH DAN RASULULLAH



Dia adalah Abu Sulaiman Al Makhzumi Saifullah 'pedang Allah' wa saifu Rasulillah shalallahu'alaihi wa sallam pedang Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam  . Dia belum pernah merasakan kekalahan pada masa jahiliyah maupun pada masa Islam. Ibunya adalah Ashma binti Al Haris, saudara perempuan Maimunah binti Al Haris Ummul Mukminin Radhiyallahu Anha.

Ia turut dalam perang Mu'tah. Terakhir ia menjabat sebagai gubernur. Ia melakukan penyerangan yang belum pernah disaksikan orang peperangan sebagaimana yang ia lakukan. Hancur 9 bilah pedang sekaligus karena kiprahnya yang hanya dengan memegang sebilah pedang buatan Yaman. 

Diriwayatkan bahwa pada perang Yarmuk peci Khalid terjatuh. Ketika itu ia sedang dalam pertempuran sehingga ia memerintahkan seseorang untuk mengambilkannya. Dikarenakan perintahnya itu ia dicaci, la lalu berkata, "Sesungguhnya di dalamnya terdapat beberapa helai rambut dari ubun-ubun Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam , dan setiap helai rambut itu selalu bersamaku dalam peperangan, yang selalu menjadi sebab Allah memberiku kemenangan." 

Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah menugasinya untuk memerangi orang-orang yang murtad dan orang-orang yang enggan membayar zakat. Ia pun melaksanakan tugas itu dengan sangat baik. Abu Bakar Ash-Shiddiq kemudian memerintahkannya ke Irak, lalu ke Syam. 

Ia memiliki kedudukan yang menjadikan hati, mata, dan pendengaran tertuju kepadanya. Umar lalu memisahkannya dengan kedudukan itu, ia mengangkat Abu Ubaidah sebagai pengganti Khalid, dan menjadikan Khalid sebagai konsultan perangnya. 

Ia terus tinggal di Syam hingga wafat di atas kasurnya. Khalid Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Tak ada malam yang menunjukiku bahwa ada pesta pernikahan di dalamnya, atau memberiku kabar gembira dengan kelahiran seorang bayi. Yang lebih aku sukai adalah malam yang sangat keras dan berat dalam suatu peperangan bersama kaum Muhajirin sehingga bersama mereka menghadapi musuh." 

Diriwayatkan dari Khaitsamah, ia berkata, "Khalid datang dengan seseorang yang membawa arak. Khalid berkata kepadanya, 'Apa ini?' Ia menjawab, 'Cuka'. Khalid berkata, 'Ya Allah, jadikanlah ia cuka'. Ketika ia kembali kepada kawan-kawannya, ia berkata, 'Aku datang kepada kalian dengan membawa arak yang belum pernah seluruh orang Arab meminum arak seperti arak ini'. Ia membukanya dan ternyata sekadar cuka. Oleh karena itu, ia berkata, 'Demi Allah, doa Khalid Radhiyallahu 'Anhu makbul'." 

Terdapat dalam kitab At-Tarikh Al-Bukhari dan lain-lain riwayat dari Ulayya bin Rabah, dari Nasyirah bin Sumayya Al Yazni, ia berkata, "Aku pernah mendengar Umar beralasan di hadapan orang banyak ketika sedang di Al Jabiyah berkenaan dengan sikapnya melepaskan Khalid dari tugasnya. Ia berkata, 'Aku perintahkan ia menyembunyikan harta ini untuk kaum Muhajirin yang lemah, akan tetapi ia memberikannya kepada orang yang mampu, berkedudukan, dan cerdas. Oleh karena itu, aku angkat Abu Ubaidah sebagai amir." Abu Umar bin Hafsh bin Al- Mughirah lalu berkata, "Tidakkah engkau sekadar beralasan wahai Umar. Engkau telah memecat seorang petugas yang telah dipekerjakan oleh Rasulullah SAW. Engkau jatuhkan panji yang telah ditegakkan oleh Rasulullah SAW. Engkau sarungkan pedang yang dihunus oleh Allah. Engkau putuskan tali silaturrahim dan iri kepada sepupumu sendiri."

Al Waqidi, Muhammad bin Sa'ad, dan lain-lain berkata, "Ia wafat pada tahun 21 Hijriyah di sebuah desa yang berjarak satu mil dari Hamsh. Al Ashmu'i, dari Muslimah bin Bilal, dari Mujalid, dari Asy-Sya'bi, ia berkata, "Umar dan Khalid, ketika keduanya masih kanak-kanak, pernah terlibat perkelahian. Khalid adalah anak paman Umar dari Ibunya. Khalid ketika itu melukai betis Umar, hingga Umar harus diperban. Kejadian itulah yang menyebabkan pertikaian antara keduanya." 



sumber:mukhtashar bidayah wa nihayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman