BEGINILAH THALIBUL ILMI ZAMAN NOW - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 24 Januari 2018

BEGINILAH THALIBUL ILMI ZAMAN NOW


Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan menurut Al-Imam Asy-Syafi’I rahimahullahu:
طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ
Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat Sunnah (Musnad asySyafi’i (1/249), Tafsir alBaghowy (4/113), Faidhul Qodiir (4/355))
Belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim, sebab tanpanya seseorang akan terus terjerembab dalam sumur kebodohan dan kebodohan bukanlah hal yang tidak bisa dihilangkan, karena dengan ketekunan dan kerja keras kebodohan akan hilang digantikan dengan cahaya ilmu dan tingginya derajat seseorang.

Bagi kita yang memang sudah sibuk dengan pekerjaan dan rumah tangga, tentunya masih tetap harus belajar, sebab di zaman yang serba canggih ini tak ada alasan untuk tidak belajar. Semua sudah semakin mudah, semakin gampang dan efisien. Selagi kita mau berkeringat sedikit dan lelah sedikit  maka di manapun dan kapanpun, kita masih tetap bisa belajar.

Alangkah besarnya rahmat Allah kepada kita yang hidup di akhir zaman ini, semua hal sudah semakin mudah di lakukan, tak terkecuali dalam hal belajar dan menuntut ilmu. Kita tak harus hadir langsung di kelas dan tak wajib ikut pelajaran di kelas setiap hari, bahkan kita bisa berguru dengan mereka yang ada di seberang negeri nan jauh di sana. Semua ini adalah rahmat yang sangat besar dari Allah yang wajib kita syukuri, coba kita lihat perjuangan seseorang dalam mencari sebuah ilmu di zaman dahulu di mana dikisahkan karena semangatnya dalam menuntut ilmu Ibnu Thahir Al-Maqdisy sampai kencing darah, beliau berkata : Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku sampai aku bermukim di suatu kota. Selama mencari hadis, aku tidak pernah meminta-minta kepada seorang pun. Aku hidup dari apa yang aku dapatkan, tanpa meminta-minta.

Lihat, bagaimana perjuangan seorang ulama demi mendapatkan sebuah ilmu, tak heran jika ilmu yang mereka dapatkan bukan sekedar hafalan di lisan dan memori mereka saja, tapi tergambar seluruhnya dalam prilaku dan kesungguhan mereka dalam mengamalkan dan mengajarkannya. Berapa banyak di antara mereka yang telah lama wafat, tapi seakan tak pernah hilang dari dunia ini sebab karya dan jeripayahnya selalu dipelajari dan dibahas di tengah-tengah kita saat ini?

Inilah salah satu bukti kesucian niat dalam menuntut sebuah ilmu. Karya dan cerita perjalanan belajar mereka akan terus kita dengar hingga akhir hari nanti.
Maka saudaraku, dalam perjalanan menuntut ilmu, kita harus menyelaraskan antara tujuan dan niat di hati, jangan sampai tujuan kita berbanding terbalik dengan niat yang ada dalam hati kita. Niatkanlah menuntut ilmu karena Allah semata dan karena ingin kejahilan hilang dari diri kita, sebab banyak di antara kita yang sudah istiqamah menuntut ilmu tapi sayangnya sangat mudah lisannya untuk mencela mereka yang mungkin saja salah sebab kejahilan atau syubhat yang masih menimpa mereka, maka alangkah indahnya jika ilmu yang semakin banyak itu menghiasi kepribadian dan akhlaknya, tidak lagi lisannya  membuat orang lari dari hidayah Allah.

Semoga ilmu yang kita cari dan kita dapatkan senantiasa sejalan dengan amal yang kita perbuat, dan semoga tak lagi terdengar dari lisan kita kecuali kalimat-kalimat tayyibah yang menjadi sebab hidayah orang lain pada petunjuk Allah Ta’ala. Aamiin ya Rabb.


#babameiza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman