NKRI HARGA MATI!
Soal siapa saja bisa mengklaim dirinya paling cantik, paling
kaya, paling tampan dan lainnya, bahkan paling cinta NKRI.
Bahwa klaim hanya sekedar klaim saja, tidak akan merubah
apapun, apalagi menunjukkan bahwa tukang “klaim” itulah yang paling berhak
menyandang apa yang dia klaim, sebab fakta dan pembuktian di lapanganlah yang
akan menunjukkan semua kebenaran dan predikat bagi siapa yang seharusnya paling
layak mendapatkan “klaim” tersebut, yang pada akhirnya kita akan ditunjukkan
bahwa kebanyakan tukang klaim itulah yang paling sedikit kerja nyatanya, bahkan
sekedar tong kosong nyaring bunyinya.
Mereka yang sibuk dengan amal kebaikan dan menjaga
keharmonisan justru jarang sekali atau bahkan tidak pernah merasa paling dan
berhak mendapat status “paling cinta” dan “paling menjaga” alias yang paling
berhak mengklaim paling ini dan itu.
Kesadaran untuk mencintai dan menjaga negeri tercinta ini
tentu sangat hidup dan terjaga dalam setiap hati anak negeri. Jika dia adalah
orang yang sadar dan tidak jatuh dalam fitnah-fitnah kaum kiri dan semacamnya.
Entah ia lahir dari rahim seorang ibu berlatar belakang apapun.
Bahkan semangatnya mencintai negeri akan semakin membara jika
sejengkal saja tanah dan air perbatasan negeri kita di ambil atau dirusak tanpa
hak oleh tetangga.
Maka, klaim sepihak tanpa bukti dan justru seringnya
menganggap orang lain pemantik api di negeri tercinta adalah bualan dan omong
kosong belaka.
Jika kita berbeda dalam banyak hal terutama “ibadah dan
amaliyah” maka hadapilah dengan ilmiyah dan tetap menjaga tali ukhuwah.
Maka jangan sampai kita justru sangat bahagia dan jumawa saat
merasa menang bersilat kata dengan saudara kita, apalagi sampai terucap
kata-kata yang justru menambah luka dan balik mengancam kepada diri kita.
Maka kembali lagi kepada hal narasi “paling cinta dan
menjaga.”
Negeri kita adalah negeri yang aman, makmur bahkan penuh
kedamaian.
Betapa banyak penduduk asing yang ketika datang dan
berkunjung langsung jatuh cinta, minimal dia pasti rindu akan kembali lagi
mengunjunginya.
Bahkan sudah tak terhitung pujian yang didengar dari negeri
luar sana bagaimana indah dan damainya negeri kita.
Meski kita tak menampik, bahwa masih ada banyak kesenjangan
di semua sisi di negeri kita, tapi kita juga tidak boleh menutup mata dan
telinga bahwa dibanding dengan negeri lain, kita masih hidup dengan makanan
yang cukup dan sehat badan serta aman untuk beribadah.
Maka, soal menjaga dan mencintai negeri kita, tidak perlu
berlomba untuk saling klaim “kamilah yang paling ini dan itu....” sebab
masing-masing dari kita bisa menjadi diri sendiri dengan kemampuan yang
dimilikinya untuk berkhidmat dan menjaga keutuhan negara.
Sekecil apapun usaha yang kita lakukan, dan apapun itu
pekerjaan yang kita lakukan, jika itu adalah kebaikan yang dampak positifnya
nyata bagi diri dan masyarakat apalagi negara, maka tanpa harus dengan
embel-embel dan slogan cinta NKRI-pun ia sudah membuktikan akan cinta dan
kesetiaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar