DIBALIK CERITA MISTIS KKN
Dua hari ini sedang viral cerita berbau mistis di media
sosial. Yang konon katanya adalah kejadian nyata sekelompok mahasiswa yang sedang KKN di sebuah kampung mistis di tahun
2009 lalu, dan kisahnya menjadi viral di hari-hari belakangan ini.
Cerita mistis memang sangat digemari oleh banyak kalangan,
apalagi jika sang penulis menceritakannya dengan begitu bagus sehingga pembaca
seakan ikut larut dalam kejadian yang entah itu nyata atau hanya hasil imajinasi dari
sipenulis.
Saya hanya membaca bagian pembuka dari kisah yang viral di
medsos tersebut. Dan gambaran yang diceritakan oleh si penulis memang sangat
menonjolkan sisi mistisnya. Mulai dari kampung yang letaknya di tengah hutan,
ada wanita di tengah hutan sedang menari sampai pada titik ada seorang pelaku
dalam kisah yang melihat makhluk bertubuh hitam tinggi besar yang katanya mirip
genderuwo dan sejenisnya.
Cerita semacam ini pasti banyak sekali digemari oleh
orang-orang di negeri kita, yang meskipun jaman sudah eranya teknologi tapi
masih menganggap sakral dan seram sesuatu.
Ketahuilah, bahwa jika kita lebih banyak membaca dan
menyaksikan cerita-cerita mistis berbau musyrik dibanding dengan mendengarkan
dan mengkaji tauhid, maka yang akan dominan difikiran kita adalah semua hal
yang berbau mistis dan rasa takut kepada makhluk tertentu, yang itu justru
menodai aqidah kita.
Contohnya, sebagian masayarakat kita akan membunyikan
klakson kendaraannya jika melewati jalan sepi yang terkenal angker, sebagian
lagi ketika berkunjung ke tempat tertentu yang dianggap angker atau mistis
justru meminta izin entah kesiapa dibanding meminta doa perlindungan kepada
Allah dengan membaca doa “A'udzbikalimatillahittaammati min syarri maa kholaq” dll.
Hati yang terlalu banyak mengkonsumsi sajian-sajian berbau
mistis akan cenderung lupa dengan keAgungan Rabbnya dan lebih takut dengan
imajinasi-imajinasi yang digambarkan dalam kisah-kisah mistis.
Dahulu, saat SMA. Teringat kisah tentang KAMAR MANDI SEREM
DAN SUMUR TUA.
Iya, di SMA kita dulu di ujung kelas ada WC yang jika malam
hari sangat gelap dan di sampingnya ada sumur tua.
Semua murid sudah masyhur dengan wc tersebut, dan tak ada yang berani memakainya
kecuali jika siang hari.
Karena letaknya yang berada di paling pojok bangunan dan
ventilasinya yang kurang, maka jika sudah sorepun wc tersebut terlihat gelap,
apalagi jika malam hari.
Dan yang makin buat gelap adalah, entah kenapa pihak sekolah
tidak memasang satupun lampu di jajaran wc tersebut.
Dan suatu kali, SMA kami membuka program asrama, yang dimana
saat peresmian asrama tersebut dihadiri oleh salahsatu tokoh nasional di
indonesia, dan saya adalah salahsatu penghuni asrama pertama bersama beberapa
adik kelas dan kaka kelas.
Pengalamanpun dimulai.
Posisi asrama tepat disamping wc tersebut. Bahkan pitu masuk
asrama tepat di depan wc tersebut.
Awalnya wc tersebut adalah wc untuk perempuan, karena
sekarang sudah ada asrama dan hanya untuk laki-laki, maka wc murid di tukar. Wc
tersebut kini jadi wc putra.
Asrama letaknya di paling ujung bangunan, dan sampingnya
adalah wc. Jika akan masuk maka kita melewati lorong yang terbentuk karena
jejeran kelas dan bangunan lab komputer serta kantin sekolah. Maka situasi ini
menambah suasana mistis jika malam hari. Apalagi belakang sekolah adalah sawah
dan samping sekolah juga sawah. Zaman saya sekolah dulu masih lumayan sepi
kanan kiri sekolah.
Imej yang sudah terbentuk entah sejak kapan itu membuat wc
dan bahkan beberapa tempat di sekolah saya dulu dianggap angker, dan saya kira
setiap sekolah atau bangunan sejenisnya selalu saja ada bagian yang dianggap
seram dan angker oleh penghuninya.
Yang sejatinya adalah imej tersebut dibangun
sendiri oleh penduduk bangunan tersebut, sebab jika ada orang baru yang datang
atau orang luar yang datang pasti tidak akan menganggap seram apalagi angker. Imej
yang terbentuk dari mulut ke mulut dan terkadang keadaan yang semakin buat
suasana mendukung membuat imej seram dan angker tersebut makin terasa.
Maka untuk menghilangkan imej seram dan sejenisnya harus
dimulai juga dengan membangun dan memperbaiki pola fikir serta pengetahuan kita
akan aqidah yang benar, jika kita sibuk dengan mempelajari aqidah yang benar,
maka anggapan dan persepsi angker serta semacamnya perlahan akan memudar.
Sama dengan yang saya alami saat itu, karena asrama baru di
tempati sehingga masih sangat menyenangkan untuk digunakan, kasur baru, ranjang
baru dan yang tak kalah penting adalah bahwa tinggal di dalam sekolah tentu
sangat mengefisienkan waktu.
Tibalah malam hari, beberapa malam mungkin masih seperti
biasa, saya dan kawan-kawan juga biasa saja saat menggunakan wc sebelah asrama,
memang awalnya agak sedikit mistis dengan cerita-cerita yang tersebar, apalagi
memang sangat gelap itu wc. Meskipun sudah kita pasang lampu di depan asrama,
tapi tetap saja di dalam wc tidak di pasang lampu. Wc tersebut ada lima pintu
dan tidak ada satupun yang diberi lampu di dalamnya. Gelap, hanya bayangan
lampu yang sedikit masuk dari bawah pintu yang agak pendek itu.
Layaknya anak SMA lain, saya dan kawan-kawan juga pasti
punya persepsi masing-masing soal wc itu dan juga tempat lain di sekolah. Tapi memang
yang paling dianggap angker dulu adalah wc ini dan satu lagi wc di samping ruang kurikulum dulu.
Suatu malam, kita sedang menikmati indahnya tidur. Tiba-tiba...
Allahu akbar.....saya dengar sendiri ada yang ketrok-ketrok
kaca asrama. Sekali..dua kali...tiga kali....akhirnya kita semua bangun, apa
gerangan malam-malam begini ribut-ribut.???
Setelah dicari-cari, kagetnya saya bukan kepalang.....ada
pocong di jendela dekat pintu.
Lagi ngetrok-ngetrok kaca dan naik turunkan badannya.
Bukannya takut, saya dan teman lain malah makin penasaran
dan langsung ambil tongkat pramuka yang kebetulan ada di samping ranjang saya
tidur.
Samperin.......kita sepakat.
Baru beberapa langkah......
Gubrakkkkkk.....
Di belakang pintu malah cekikikan dan mulai kabur tuh orang
yang mau nakut-nakutin.
Allahul musta’an.
Ternyata kaka kelas yang dandanin boneka laborat dengan kain
putih.
Sudah semangat bawa tongkat mau gebukin setan malah nyatanya
kita yang dikerjain.
Dan, cerita di atas ada hikmah yang bisa kita ambil saat
itu, bahwa ternyata semenjak hadirnya asrama baru, kemudian anak-anak juga
rajin sholat di masjid sekolah, perlahan imej serem dan angker dari wc mulai
hilang.
Tidak hanya itu, pernah di suatu LDK (latihan dasar
kepemimpinan) di sekolah, banyak yang kesurupan. Ada yang katanya lihat
kuntilanak deket lab. Komputer lama (lab. Lama ruangannya persis di samping
asrama), ada yang katanya nulis di kertas pakai tinta hitam kemudian berubah
jadi merah layaknya darah, dan yang paling buat geli adalah ada satu senior/pembimbing
LDK yang ikut kesurupan tapi minta dibeliin nasi goreng, haha....(ini akal-akalan
karena laper atau beneran kerasukan ya?)
Tapi itulah dulu yang terjadi, banyak cerita mistis di sekolah
yang kemudian luntur kemistisannya karena zaman saya dulu sekolah ada anak-anak asrama, bahkan terkadang anak-anak main basket malam-malam, terkadang tanding basket dengan anak-anak
sma sebelah yang juga anak kost deket sekolahan.
Yang lebih menarik adalah saat kita jadi anggota osis, kita
bisa pakai komputer osis sepanjang kita butuh, bahkan saat itu saya pegang
kunci kantornya dan tidur di sana.
Yang notabene kantor osis dulu persis di samping lab. IPA dan di atas tangga yang disampingnya adalah wc yang juga pernah ada cerita-cerita mistis yang beredar.
Yang notabene kantor osis dulu persis di samping lab. IPA dan di atas tangga yang disampingnya adalah wc yang juga pernah ada cerita-cerita mistis yang beredar.
Alhamdulillah, kita yang selalu berusaha menjaga sholat lima
waktu di masjid sekolah saat itu menjadikan sekolah tak lagi punya imej seram,
justru buat saya dan kawan-kawan dulu sekolah adalah rumah kedua kita. Hidup saya
dulu habis waktunya di sekolah, karena begitu menikmatinya saat-saat SMAdengan berbagai macam kegiatan yang begitu mendatangkan pengalaman dan
kenangan-kenangan manis.
Inti dari yang ingin saya sampaikan adalah, bahwa citra
seram dan angker adalah buatan manusia itu sendiri, jika kita tidak termakan
oleh isu-isu yang dihembuskan dalam film-film dan cerita-cerita mistis yang
beredar dimana-mana, maka tidak akan ada anggapan seram atau semacamnya.
Dan yang paling penting adalah bahwa dibalik cerita mistis
yang banyak digemari pembaca saya dapati banyak sekali ajaran-ajaran dan
praktek-praktek kemusyrikan yang terjadi disana.
Mulai dari datang ke dukun, bertanya serta mempercayai
perkataaanya, juga mengkurbankan sesuatu/hewan dalam ritual tertentu,
menggunakan jimat, rajah-rajah, santet, teluh, pelet, sihir dan lain-lain yang secara tidak sadar ketika
terus menerus dikonsumsi oleh akal dan fikiran kita maka dikhawatirkan akan
menodai keteguhan aqidah kita.
Contoh sederhanya adalah setelah kita membaca
atau melihat cerita mistis maka akan timbul rasa takut di waktu-waktu tertentu
atau terbayang-bayang dengan imajinasi-imajinasi yang digambarkan dalam cerita
tersebut, sehingga mendorong kita untuk takut terhadap makhluk tertentu dan ini
sungguh sebuah pendangkalan aqidah. Karena rasa takut itu tidak boleh
ditujukkan kecuali kepada Allah Ta’ala semata.
Maka, apa manfaatnya jika kita menikmati cerita-cerita
mistis yang belum jelas juntrungnya dan malah menambah ketakutan bagi diri
sendiri?
Bahwa rasa takut tidak boleh kita tujukan kecuali pada Allah
adalah masuk dalam perkara tauhid uluhiyyah. Tauhid uluhiyyah maknanya adalah
memurnikan segala ibadah kita hanya pada Allah.
Dan rasa takut itu sudah pasti
tidak boleh ditujukkan kepada selain-Nya, dan bagaimana mungkin jika kita akan
sempurna merealisasikan tauhid tersebut jika kita masih merasa takut
dengan selain-Nya?
Nah, itu hanya satu contoh betapa bahayanya di balik
narasi-narasi dan cerita-cerita mistis yang banyak beredar dan dibaca bahkan di
filmkan yang ternyata secara diam-diam mendangkalkan aqidah ummat ini!?
Maka sudah saatnya kita menyibukkan diri dengan belajar dan
mengkaji kitab-kitab tauhid, agar mampu membentengi diri dari fitnah-fitnah
yang tersamarkan oleh berbagai narasi.
Semoga Allah jaga aqidah kita dan hindarkan kita dari segala
macam bentuk fitnah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar