Ikhwan dan akhowat yang sudah mulai hijrah dan meninggalkan segala
macam kejahiliyahannya dulu, sudah barang tentu menjadi motivasi bagi orang
lain untuk mengikuti jalan hijrahnya. Tapi, fenomena yang muncul adalah, mereka
yang sudah berhijrah masih gemar memamerkan dirinya lewat media sosial, dan yang
sudah halal (zawwaj) juga tak mau kalah untuk menyebarkan foto-foto
kemesraannya lewat medsos.
Islam memang sangat menganjurkan untuk saling bermesraan antara
pasangan yang sudah halal, tapi jika dishare kemana-mana, apalagi mereka yang
sudah merasa berhijrah dan berpenampilan sunnah, sungguh kemesraan yang disebar
di mana-mana hanya akan mendatangkan masalah baru, sebab media sosial ini sangat
memungkinkan sekali bagi mereka yang punya niat jahat untuk melakukan apapun
yang mereka inginkan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan semoga menjadi bahan
renungan bagi ikhwan dan akhowat yang suka menshare foto-foto kemesraan mereka
di media sosial,:
Yang pertama, islam sangat menganjurkan kita untuk mengedepankan
rasa malu, sebab malu itu didalamnya mengandung kebaikan dan ia adalah akhlak
islam, sebagaimana sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya setiap
agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”[HR. Ibnu Majah dan
Thabrani]
juga sabdanya:
“Malu itu tidak
mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” [Muttafaq ‘alaihi]
Seorang yang memiliki
rasa malu yang tinggi, akan selalu mengedepankan kebaikan dan menghindari hal-hal yang dapat mendatangkan segala macam keburukan, dan sudah kita ketahui
bersama berapa banyak kasus yang dimulai dari sebuah gambar/foto atau vidio di
media sosial kemudian dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk
kepentingannya, ini semua harusnya menjadi pelajaran penting untuk kita yang
sudah hijrah dan telah berusaha mengikuti sunnah secara dzahir maupun bathin.
Yang kedua, sengaja atau bahkan dengan suka hati menyebarkan
foto-foto kemesraan di sosial media dapat mengurangi muruuah/wibawa seseorang. Sebagaimana dikatakan oleh Imam An-Nawawi
dalam kitab al-Minhaj tentang beberapa perbuatan yang bisa menurunkan
kehormatan dan wibawa manusia,
وقبلة زوجة وأمة بØضرة الناس، وإكثار Øكايات مضØكة
"Mencium istri atau
budaknya di depan umum, atau banyak menyampaikan cerita yang memicu tawa
pendengar." (al-Minhaj, hlm. 497).
Menyebar kemesraan
lewat medsos sudah pasti akan dilihat banyak orang, tidak hanya ribuan bahkan
bisa jadi jutaan orang yang akan melihatnya, dan jika telah tersebar
kemana-mana, lantas apa yang akan kita lakukan? Menghapusnya? Tentu Tidak semudah itu, karena
bisa jadi foto kita telah diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa izin terlebih
dulu dari kita.
Yang ketiga, gambar
atau foto yang disebar bisa jadi mampu memicu syahwat orang lain karena menampakkan
tubuh seorang wanita, mukanya, atau tanganya dan lain sebagainya. Apakah kita
rela jika istri kita dijadikan bahan tontonan syahwat orang banyak? Na’udzubillahimindzalik.
seorang suami sudah
kewajibannya untuk menjaga diri dan keluarganya dari murka Allah Ta’ala, jika
dia rela foto istrinya dijadikan konsumsi publik bahkan dimanfaatkan oleh orang
yang berpenyakit dalam hatinya untuk memuaskan nafsu syahwatnya, maka bagaimana
mungkin ia bisa disebut sebagai suami yang sholeh dan bertanggung jawab?
=========================================
baca juga:
Yang keempat, penyebab
‘ain.
Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang
disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga
dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,
“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘ain bisa
jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang
hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘ain. Kita memohon
keselamatan dan kesehatan kepada Allah.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272)
Maka wahai ikhwan dan
akhowat yang dimuliakan Allah,
Kita tak butuh orang
lain tahu akan kemesraan keluarga kita, dan kita juga tak butuh untuk membuat
orang lain tahu akan kemesraan keluarga kita, istrimu adalah permata yang tidak
berhak dinikmati oleh orang lain, ia adalah hak bagimu seutuhnya, seorang istri
juga akan menjadi shalehah karena dirimu, jika engkau tidak ajari dirinya akan
rasa malu, maka tunggulah suatu saat ia akan dengan bangganya membeberkan semua
rahasia keluargamu, tapi jika engkau ajari dia tentang berharganya rasa malu
itu, maka akan engkau temui ia sebagai sosok yang sangat mulia dan taat
kepadamu.
nas'alullaha al'aafiyah wattaufiiq,
wallahua'lam bisshawab.
nas'alullaha al'aafiyah wattaufiiq,
wallahua'lam bisshawab.
penulis: babameiza
maraji' dalil:
almanhaj_kosultasisyariah_muslim.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar