SUDAH HIJRAH, TAPI MASIH SUKA PAMER DI MEDSOS? - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 16 April 2018

SUDAH HIJRAH, TAPI MASIH SUKA PAMER DI MEDSOS?




Ikhwan dan akhowat yang sudah mulai hijrah dan meninggalkan segala macam kejahiliyahannya dulu, sudah barang tentu menjadi motivasi bagi orang lain untuk mengikuti jalan hijrahnya. Tapi, fenomena yang muncul adalah, mereka yang sudah berhijrah masih gemar memamerkan dirinya lewat media sosial, dan yang sudah halal (zawwaj) juga tak mau kalah untuk menyebarkan foto-foto kemesraannya lewat medsos.

Islam memang sangat menganjurkan untuk saling bermesraan antara pasangan yang sudah halal, tapi jika dishare kemana-mana, apalagi mereka yang sudah merasa berhijrah dan berpenampilan sunnah, sungguh kemesraan yang disebar di mana-mana hanya akan mendatangkan masalah baru, sebab media sosial ini sangat memungkinkan sekali bagi mereka yang punya niat jahat untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan semoga menjadi bahan renungan bagi ikhwan dan akhowat yang suka menshare foto-foto kemesraan mereka di media sosial,:

Yang pertama, islam sangat menganjurkan kita untuk mengedepankan rasa malu, sebab malu itu didalamnya mengandung kebaikan dan ia adalah akhlak islam, sebagaimana sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”[HR. Ibnu Majah dan Thabrani]
juga sabdanya:
“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.” [Muttafaq ‘alaihi]
Seorang yang memiliki rasa malu yang tinggi, akan selalu mengedepankan kebaikan dan menghindari hal-hal yang dapat mendatangkan segala macam keburukan, dan sudah kita ketahui bersama berapa banyak kasus yang dimulai dari sebuah gambar/foto atau vidio di media sosial kemudian dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk kepentingannya, ini semua harusnya menjadi pelajaran penting untuk kita yang sudah hijrah dan telah berusaha mengikuti sunnah secara dzahir maupun bathin.
Yang kedua, sengaja atau bahkan dengan suka hati menyebarkan foto-foto kemesraan di sosial media dapat mengurangi muruuah/wibawa seseorang.  Sebagaimana dikatakan oleh Imam An-Nawawi dalam kitab al-Minhaj tentang beberapa perbuatan yang bisa menurunkan kehormatan dan wibawa manusia,
وقبلة زوجة وأمة بحضرة الناس، وإكثار حكايات مضحكة
"Mencium istri atau budaknya di depan umum, atau banyak menyampaikan cerita yang memicu tawa pendengar." (al-Minhaj, hlm. 497).
Menyebar kemesraan lewat medsos sudah pasti akan dilihat banyak orang, tidak hanya ribuan bahkan bisa jadi jutaan orang yang akan melihatnya, dan jika telah tersebar kemana-mana, lantas apa yang akan kita lakukan? Menghapusnya? Tentu Tidak semudah itu, karena bisa jadi foto kita telah diambil secara sembunyi-sembunyi tanpa izin terlebih dulu dari kita.
Yang ketiga, gambar atau foto yang disebar bisa jadi mampu memicu syahwat orang lain karena menampakkan tubuh seorang wanita, mukanya, atau tanganya dan lain sebagainya. Apakah kita rela jika istri kita dijadikan bahan tontonan syahwat orang banyak? Na’udzubillahimindzalik.
seorang suami sudah kewajibannya untuk menjaga diri dan keluarganya dari murka Allah Ta’ala, jika dia rela foto istrinya dijadikan konsumsi publik bahkan dimanfaatkan oleh orang yang berpenyakit dalam hatinya untuk memuaskan nafsu syahwatnya, maka bagaimana mungkin ia bisa disebut sebagai suami yang sholeh dan bertanggung jawab?
=========================================
baca juga:
==============================================================
Yang keempat, penyebab ‘ain.
Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan,
“Oleh karena itu, jelaslah bahwa penyebab ‘ain bisa jadi ketika melihat gambar seseorang atau melalui televisi, atau terkadang hanya mendengar ciri-cirinya, kemudian orang itu terkena ‘ain. Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah.” (Fatwa Al Islam Sual wal Jawab no. 122272)

Maka wahai ikhwan dan akhowat yang dimuliakan Allah,
Kita tak butuh orang lain tahu akan kemesraan keluarga kita, dan kita juga tak butuh untuk membuat orang lain tahu akan kemesraan keluarga kita, istrimu adalah permata yang tidak berhak dinikmati oleh orang lain, ia adalah hak bagimu seutuhnya, seorang istri juga akan menjadi shalehah karena dirimu, jika engkau tidak ajari dirinya akan rasa malu, maka tunggulah suatu saat ia akan dengan bangganya membeberkan semua rahasia keluargamu, tapi jika engkau ajari dia tentang berharganya rasa malu itu, maka akan engkau temui ia sebagai sosok yang sangat mulia dan taat kepadamu.

nas'alullaha al'aafiyah wattaufiiq,
wallahua'lam bisshawab.

penulis: babameiza

maraji' dalil: almanhaj_kosultasisyariah_muslim.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman