Fenomena pelarangan cadar yang sempat viral di media sosial
dan elektronik menjadikan kita semakin sadar bahwa di negeri yang mayoritas
muslim penduduknya ini ternyata masih sangat banyak yang tidak faham dengan
syariat islam, bahkan seorang rektor bergelar profesor di kampus islam yang
mengeluarkan surat keputusan kontoversial tersebut. Ini menjadi musibah bagi ummat islam di negeri
kita, dimana kampus yang bukan berbasis islam saja penggunaan cadar tidak
dipermasalahkan, tapi justru di kampus islam sendiri malah mengeluarkan surat
keputusan tersebut, dimana logikanya?
Fenomena ini semakin membuka lebar tabir keawaman keagamaan
di negeri kita ini, dimana selama ini beragama dengan cara berfikir dan
pendapat serta perasaan mereka, bahkan mengikuti jejak leluhur mereka yang jauh dari syariat yang telah ditentukan
agama. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Dan jika dikatakan
kepada mereka, marilah kalian (mengikuti) kepada apa yang Allah turunkan kepada
Rasul, niscaya mereka berkata, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati
BAPAK-BAPAK kami berada padanya. Apakah (mereka tetap bersikap demikian)
meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dan tidak mendapat
petunjuk?”
(QS. Al-Maidah: 104).
Gelar tinggi yang dimiliki akan tertutup oleh taqlid
buta terhadap jejak leluhur dan moyangnya, juga fanatik golongan dan suku hanya
akan menghadirkan kejahilan yang semakin berkarat di hati serta pikiran, maka
tak heran jika dalil-dalil agama yang sesuai dengan quran dan sunnah akan
mentah dan mental jika disuguhkan dihadapan mereka. Juga gila akan pangkat dan
jabatan membuat mata hati buta akan kebenaran, semua batasan akan diterjang
demi berhamburnya pujian dan sanjungan, demi harta dunia dan kepentingan
orang-orang berhati busuk.
Orang-orang yang sudah lupa akan kebenaran dan hatinya
dipenuhi oleh motivasi duniawi akan sangat jauh dari aturan agama, meskipun
penampilan dzohirnya sangat mencerminkan dirinya sebagai ahli agama, semua
ucapannya akan disetir demi kepentingannya dan menyenangkan hati si empunya
dunia, karena pada hakekatnya dia hanyalah seorang penjilat yang menggunakan
topeng agama, dia berkata tentang agama dan dianggap seorang ulama di hadapan
awam, tapi akan sangat terlihat kejahilannya di depan ahlul ilmi. Perkataannya semakin
membuat gaduh dan semakin membuat ummat yang awam bingung dan terjerembab dalam
fanatik buta serta amal sia-sia.
Maka sudah saatnya, sebagai orang yang mulia karena
agama ini, sudah selayaknya kita marah jika syariat ini dibuat canda tawa tiwi
dan dicampuradukkan dengan pemikiran aneh dan nyeleneh. Orang-orang yang
menjadi duri di agama ini patut kita ingkari dan kita nasehati, jangan sampai
ia semakin nyaman dengan kesesatannya itu, karena akan semakin banyak awam yang
tidak faham kemudian membela dan menolongnya, maka akan semakin merasa besar
dan jumawa juga dia di atas kesesatannya.
Dan Allah memilihkan cara yang paling baik untuk
kembali mengangkat agungnya syariat ini dengan perilaku mereka yang sengaja
ingin menghapus syariat ini, tapi justru karenanya semakin tinggilah syariat
Allah dan semakin tenggelamlah kebodohan mereka.
Semoga kita senantiasa dibimbing dengan hidayah dan
taufik dari Allah azza wa jalla. Aamiin.
@babameiza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar