Kewajiban orang tua selain memenuhi kebutuhan anak-anaknya
adalah mengenalkan mereka kepada Allah Sang Penciptanya. Karena mengenalkan
anak-anak sejak dini tentang Rabbnya akan sangat membantu mereka ketika
beranjak dewasa nanti dalam memahami dan mengamalkan setiap amalan ibadah.
Seorang anak yang dididik dengan tauhid yang lurus sedari kecilnya akan tumbuh
besar dalam balutan ibadah dan akhlak yang mulia. Rasul shalallahu’alaihi
wasallam adalah orang yang sangat perhatian terhadap hal ini, beliau
mengajarkan anak-anak bagaimana mengenal Allah dengan kalimat dan perkataan
yang ringan dan sangat mudah difahami oleh anak-anak, sebagaimana di hadits
berikut ini:
عن ابن عباس
رضي الله
عنهما قال
: اهدي إلى
النبي صلى
الله عليه
و سلم
بغلة أهداها له
كسرى فركبها بحبل
من شعر
ثم أردفني خلفه
ثم سار
بي مليا
ثم التفت فقال
يا غلام
قلت : لبيك
يا رسول
الله قال
: احفظ الله
يحفظك احفظ
الله تجده
أمامك تعرف
إلى الله
في الرخاء يعرفك في
الشدة و
إذا سألت
فاسأل الله
و إذا
استعنت فاستعن بالله قد
مضى القلم بما
هو كائن
فلو جهد
الناس أن
ينفعوك بما
لم يقضه
الله لك
لم يقدروا عليه
و لو
جهد الناس أن
يضروك بما
لم يكتبه الله
عليك لم
يقدروا عليه
فإن استطعت أن
تعمل بالصبر مع
اليقين فافعل فإن
لم يستطع فاصبر فإن
في الصبر على
ما تكرهه خيرا
كثيرا و
اعلم أن
مع الصبر النصر و
اعلم أن
مع الكرب الفرج و
اعلم أن
مع العسر اليسر - المستدرك - (3 / 623)
Dari Ibnu Abbas, semoga Allah meridhainya, Nabi-shallallahu
‘alaihi wasallam- diberi hadiah seekor keledai oleh Kisra, maka beliau
mengendarainya dengan menggunakan tali kekang kendali yang terbuat dari sabut.
Kemudian, beliau memboncengkan aku di belakangnya, kemudian beliau bertolak membawa
diriku. (Di tengah jalan) aku memalingkan pandanganku. (melihat hal tesebut)
maka beliau mengatakan kepadaku, wahai anak kecil ! aku pun menjawab, labbaik
(aku penuhi panggilanmu) wahai Rasulullah, beliau bersabda, “Jagalah (batasan-batasan syariat)
Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka
kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika
kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika
kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada
Allah, pena telah mencatat segala apa yang bakal terjadi, seandainya manusia
mengerahkan segenap tenaga untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu
yang tidak Allah tentukan untukmu niscaya mereka tak akan mampu melakukannya.
Begitu pula sekiranya manusia mengerahkan segenap tenaga untuk menimbulkan madharat
kepadamu dengan sesuatu yang tidak Allah tentukan hal tersebut atasmu niscaya
mereka tak akan mampu untuk melakukannya. Bila engkau dapat beramal dengan
kesabaran disertai dengan penuh keyakinan maka lakukanlah. Namun, jika engkau
tidak mampu melakukannya maka bersabarlah, karena sesungguhnya dalam kesabaran
terhadap sesuatu yang tidak engkau sukai terdapat kebaikan yang banyak dan ketahuilah
bahwa bersama kesabaran itu ada pertolongan. Ketahuilah pula bahwa bersamaan
dengan kesusahan terdapat jalan keluar. Dan ketahuilah pula bahwa bersama
dengan kekusahan itu ada kemudahan. (HR. Al-Hakim
di dalam Mustadraknya, no. 6303)
Lihatlah bagaimana cara beliau mengajarkan
anak-anak dengan bahasa yang mudah difahami dan penuh dengan hikmah, dan sudah
selayaknya bagi setiap orang tua ataupun pendidik di sebuah lembaga untuk
mengajarkan anak-anak mereka tentang Allah, seperti saat hendak makan misalnya,
maka jangan lupa mengingatkan mereka untuk membaca doa dan juga setelahnya, Ketika
hendak memakai baju, ketika hendak masuk atau keluar toilet dan lain
sebagainya, dengan bahasa yang santun dan dengan ajakan yang lembut kepada
anak-anak, jika hal semacam ini diulang setiap hari dihadapan mereka, maka
suatu saat dengan sendirinya mereka akan semakin faham bahwa semua yang
dilakukannya adalah karena Allah, dan akan mengerti bahwa setiap waktu
dimanapun berada Allah selalu memperhatikannya, mereka akan semakin sadar bahwa
Allahlah satu-satunya yang berkehendak atas segalanya.
Peran semacam ini adalah tugas masing-masing orang
tua, tidak hanya seorang ibu, tapi juga seorang bapak. orang tua yang sadar
akan pentingnya mengenalkan Allah kepada anaknya akan menyibukkan diri dengan
terus menuntut ilmu dan memperbaiki setiap amal ibadah dan prilakunya. Karena ketika
orang tua telah terbiasa dengan hal-hal yang baik, maka seorang anak akan
melihat dan mengikutinya, sedangkan orang tua yang sudah terbiasa dengan
hal-hal yang buruk dan tak pernah peduli dengan anaknya, maka tak bisa
dipungkiri lagi bahwa anaknya akan mengikuti dan meniru apa yang dilakukan
bapak ibunya.
Maka dari itu, mendidik dan mengenalkan
anak-anak kita akan tauhid dan Rabbnya adalah perkara penting yang harus
dikuasai oleh masing-masing orang tua, akan sangat sulit ketika orang tua
menginginkan anaknya memahami dan mengenal Rabbnya tetapi mereka sendiri tak
faham sama sekali ilmunya dan bagaimana mengajarkannya, maka hal yang paling
awal yang harus dilakukan bagi setiap orang tua adalah membekali diri dengan
ilmu dengan cara banyak membaca dan menghadiri majelis ilmu. Akan sangat rugi
jika orang tua hanya mengandalkan sebuah lembaga pendidikan untuk mengenalkan
anaknya tentang Tauhid, karena seorang anak sudah seharusnya terlebih dulu
mendapatkan pengetahuan tentang Rabbnya dari orang tua mereka sebelum masuk ke dalam
sebuah lembaga pendidikan.
Jadi peran orang tua memang sangat penting
bagi anak-anaknya dalam rangka penanaman tauhid sejak dini, jika tauhid mereka
sudah lurus dan murni sejak dini, maka akan sangat mudah bagi anak-anak ketika
menjadi dewasa untuk patuh dan menjalankan syariat agama ini dengan penuh
kesungguhan, karena mereka tahu bahwa yang mereka lakukan adalah bentuk
ketaatan dan rasa syukur kepada Penciptanya.
@Baba meiza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar