DIAM SAAT FITNAH TERJADI - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 15 Februari 2018

DIAM SAAT FITNAH TERJADI








Hidup di zaman yang serba teknologi seperti sekarang sangat memudahkan segala urusan kita, bahkan setiap detik hidup kita tak lepas dari yang namanya media sosial, dan dua sisi dari media yang kita temui menuntut kita untuk mampu bersikap bijak dalam menggunakannya, alih-alih bermanfaat justru malah berdampak negatif bagi kita.

Fenomena kemudian yang muncul adalah, semakin mudahnya orang mengakses informasi semakin mudah pula informasi hoax menyebar, sekali lagi kita dituntut untuk makin bijak saat ini. Berapa banyak orang yang statusnya majhul/tidak jelas di media sosial menulis dan berpendapat sekehendak hati bahkan sampai banyak pengikutnya yang setia menyebarkan tulisan-tulisannya tanpa terlebih dulu memeriksa akan kebenaran dan dampak baik buruknya jika disebarkan.

Banyak orang jahil yang merasa jumawa di media sosial saat followernya makin banyak, sampai menyebut dirinya menjadi sosok panutan, berbicara dengan dalil-dalil agama, membuat fatwa sendiri tentang sebuah kejadian dan akan sangat bangga jika dipuji dan disanjung atas apa yang ditulisnya.

Sekali lagi, inilah ironi yang kita temui sekarang, dimana saat kondisi ukhuwah ummmat islam makin kurang baik, justru muncul orang-orang jahil yang sengaja menyalakan bara diantara ummat, ia bangga menjadi kompor pemanas ummat yang harusnya disikapi dengan banyak diam oleh orang-orang awam seperti dia dan kita, jika saja orang-orang jahil tidak terlalu banyak menyebarkan berita yang membuat perselisihan makin terlihat jurangnya, dan menyerahkannya pada mereka yang sudah memiliki kapasitasnya, tentu akan semakin mudah meredam bara di tengah ummat, Sayangnya mereka tak kunjung sadar, karena seandainya orang-orang bodoh itu diam, niscaya kebodohan itu tidak akan menyebar, karena seandainya orang bodoh yang jumawa di media sosial karena banyaknya followers itu diam, dan tak ada yang mau ikut menshare apa yang ditulisnya, tentu akan semakin mudah perselisihan dalam ummat ini didinginkan.

Pertanyaannya, kenapa masih ada orang jahil yang teriak-teriak di media sosial dan tak pernah merasa bahwa dirinya masih dalam kejahilan? Jawabannya, karena hatinya dipenuhi dengan godaan pujian dan sanjungan. Ia akan merasa bangga saat followernya menyanjungnya, akan sangat bangga ketika banyak yang menshare dan like tulisannya, akan merasa tinggi saat disebut-sebut dengan istilah tokoh terkenal, ia akan merasa bangga karena merasa menjadi panutan banyak orang, Padahal Abu Ustman Said Bin Alhaddad rahimahullah pernah berkata,”Tidak ada perkara yang memalingkan seseorang dari allah kecuali gila pujian dan sanjungan.”

Dan sebagai Solusinya adalah, diam bagi yang awam, dan tak harus ikut bicara mengenai berbagai macam hal yang hanya akan memperkeruh keadaan, sebab ini adalah fitnah, fitnah haruslah kita jauhi bukan didekati apalagi ikut menceburkan diri di dalamnya, sebagaimana doa  Ibrahîm At-Taimy rahimahullahu:
  “Ya Allah, jagalah saya dengan agama dan sunnah Nabi-Mu dari perselisihan dalam kebenaran, mengikuti hawa nafsu, jalan-jalan kesesatan, dan kerancuan dalam segenap perkara, serta dari penyimpangan dan perdebatan.” [Disebutkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam Jâmi Bayân Al-‘Ilm no. 2333, Asy-Syâthiby dalam Al-I’tishâm 1/143 (Tahqîq Masyhûr Hasan)]
Lihatlah mereka yang selalu berusaha menghindari fitnah wahai kamum muslimin, bukannya menambah kehancuran dari dalam dengan membuat provokasi dan berbagai macamnya.
Perbanyaklah mengkaji ilmu agama, bukan mendebat sana sini di media sosial dengan bermacam kalimat kosong tak punya makna.
@babameiza




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman