Siapapun dia, apapun pekerjaannya, laki-laki ataupun wanita, wajib
baginya memilki jiwa seorang da’i. Entah dokter, guru, karyawan, mahasiswa,
sampai pelajarpun, wajib baginya punyai rasa seorang pendakwah. Sebab dakwah
itu bukanlah pekerjaan seorang yang disebut kyai, ustadz, habaib, masyayaikh atau
yang semacamnya saja, karena dakwah adalah kesadaran masing-masing kita akan
kondisi diri dan lingkungan kita. Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik perkataan
adalah dakwahnya seseorang dalam mentauhidkan Allah, sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"
(QS. Fussilat:33)
Menjadi seorang da’i artinya adalah menyeru manusia untuk
mentauhidkan Allah, dan merasa tersinggung atau cemburu saat syariat Allah
dilanggar. Perasaan seperti ini haruslah ada disetiap hati seorang muslim,
senantiasa mengajak kepada kebaikan dan tidak cuek begitu saja saat melihat
orang lain berbuat maksiat. Karena dakwah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan munkar akan menjadi hujjah kita di akhirat nanti di hadapan Allah,
serta menghindarkan kita dari azab-Nya, sebab Allah tidak akan menurunkan
azab-Nya kepada suatu kaum jika masih ada sekelompok orang yang berdakwah amar
ma’ruf nahi munkar.
Maka ya syabab sekalian, siapapun dirimu dan pekerjaanmu,
pahamilah bahwa dakwah bukan hanya tugas seorang ustadz/kyai saja, tapi tugas
kita bersama sebagai muslim, karena hukumnya adalah fardu kifayah. Kita mulai dari diri sendiri, yakni berusaha
dengan sekuat tenaga untuk jauh dari maksiat dan mengerjakan amal kebaikan,
lalu setelah itu keluarga kita, teman, tetangga dan masyarakat sekitar kita. Coba
lihat, kenapa seorang Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam yang
hanya seorang diri saja, mampu merubah dunia ini dengan waktu yang singkat? Sebab
beliau jauh dari maksiat, selalu menjaga diri dan tak pernah mendekati maksiat,
ketika sebelum masa kenabianpun beliau tak pernah mengikuti budaya ala
jahiliyah dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi sebab suksesnya dakwah
beliau shalallahu’alaihi wasallam, jauh dari maksiat dan selalu menjaga
diri.
Mari ya syabab, gerakkan lagi semangat dakwah dalam diri dan
lingkungan kita, sebab dengannyalah manfaat yang kita ambil sangat banyak,
perubahan pada diri dan lingkungan kita akan semakin terasa, dan terhindar dari
bala dan bencana, karena Allah selalu melindungi kita.
Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik umat yang akan mendapatkan kemenangan dan
keberuntungan adalah mereka yang selalu mensyi’arkan dan melaksanakan dakwah amar
ma’ruf nahi munkar, sebagaimana firman-Nya:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS.
Ali-Imran: 104)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar