Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan
beberapa kisah nyata saat nyantri dulu di bogor bareng temen-temen dari luar
daerah.
Pesantren kita adalah pesantren pengkaderan da’i, dimana
saat lulus nanti diharapkan santrinya akan menjadi sosok da’i entah dimanapun
dia akhirnya tinggal nanti, dan bagaimanapun nanti profesi yang akan digeluti
setelah lulus, diharapkan apa yang telah didapat selama nyantri dapat
ditularkan dan diajarkan ke orang banyak di sekitarnya.
Inilah masa yang paling indah bagi seorang santri, saat
diamanahi tugas untuk mengajarkan Al-Quran di TPA-TPA binaan sekitar pesantren.
Jadi pesantren kita ini letaknya persis dikaki gunung salak, bogor, dan sekitar
kita adalah kampung yang masih sangat awam dengan agamanya.
Beberapa teman yang
sudah aktif mengajar tiap sore di kampung-kampung sekitar semakin semangat lagi
untuk memperluas jangkauan dakwah mereka, kampung-kampung terdekat yang belum
ada kerjasama dengan kita mulai kita dekati dan datangi pengurus masjid dan
TPA-TPAnya untuk bekerjasama dalam
pengajaran Al-Quran.
Kita datang dengan prinsip mengajarkan Al-Quran tanpa
mencampuri tatacara ibadah yang telah dianut masyarakat sekitar. Ini mejadi
modal yang sangat berharga dalam dakwah, kita mulai dari Talim Al-Quran dimana
tak ada perbedaan menonjol di masyarakat kita, kita hadir ke masyarakat dengan
harapan anak-anak mereka akan semakin cinta dengan Al-Quran dan meninggalkan semua
hal yang melalaikan, soal cara ibadah dan yang lainnya yang memang sangat
sensitif sekali jika kita bahas, kita simpan dan tahan dulu sampai datang waktu
yang tepat nantinya, biidznillah.
Masyarakat yang kita ajari anak-anaknya Al-Quran semakin
hari semakin merasakan perubahan pada anak-anak mereka. Ngaji TPA yang dulu
hanya sekedar rutinitas sekarang sudah berubah menjadi hobi dan kebiasaan yang
tidak akan ditinggalkan begitu saja, mereka bahkan sudah menjadikan Talim Al-Quran sebagai satu kewajiban setelah pulang dari sekolah mereka.
Sungguh sangat membahagiakan hati saat berkumpul dan bertemu
dengan adek-adek kecil di TPA selepas penat seharian belajar banyak kitab di
pesantren, meski kita juga punya banyak tugas dan kewajiban di pesantren,
rasanya semua beban itu hilang sekejap saat mendengar dan membetulkan satu
persatu bacaan Quran dan hafalan adek-adek kecil di TPA.
Kami sangat bahagia, karena anak-anak kecil di
kampung yang sangat awam ini sudah mulai lancar dalam menghafal juz-juz dalam Al-Quran, kami sangat bahagia bisa mendidik mereka menjadi seorang penghafal Al-Quran karena kami sadar saat usia kami seumuran mereka kami malah sibuk
dengan banyak bermain dan menghabiskan waktu dengan sia-sia, rasanya tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata saat beberapa santri menyelesaikan satu surat
dalam Al-Quran dari tangan kita, apalagi saat mereka berpindah juz ke juz
berikutnya.
Orang tua mana yang tidak bahagia jika melihat anak-anaknya
yang dulu masih terbata-bata melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan kini telah
lancar membaca Al-Quran bahkan telah hafal banyak surat di dalam Al-Quran?
Inilah yang menjadikan dakwah kita diterima dengan mudah di
tempat mereka, kita mulai dengan Al-Quran, kita ajarkan mereka bahwa Al-Quran
adalah kunci kebahagiaan, ia adalah kunci kemudahan dan semua kunci kebaikan
dimulai dari Al-Quran.
Dan alhamdulillah sampai hari ini talim Al-Quran masih terus
berlanjut di tempat-tempat kita mengajar dulu, bahkan perubahan semakin hari
semakin kita rasakan.
@babameiza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar