CERITA TENTANG DAKWAH: KAMI MEMULAI DENGAN AL-QURAN - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 03 Juli 2018

CERITA TENTANG DAKWAH: KAMI MEMULAI DENGAN AL-QURAN




Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan beberapa kisah nyata saat nyantri dulu di bogor bareng temen-temen dari luar daerah.

Pesantren kita adalah pesantren pengkaderan da’i, dimana saat lulus nanti diharapkan santrinya akan menjadi sosok da’i entah dimanapun dia akhirnya tinggal nanti, dan bagaimanapun nanti profesi yang akan digeluti setelah lulus, diharapkan apa yang telah didapat selama nyantri dapat ditularkan dan diajarkan ke orang banyak di sekitarnya.

Inilah masa yang paling indah bagi seorang santri, saat diamanahi tugas untuk mengajarkan Al-Quran di TPA-TPA binaan sekitar pesantren.
Jadi pesantren kita ini letaknya persis dikaki gunung salak, bogor, dan sekitar kita adalah kampung yang masih sangat awam dengan agamanya.
Beberapa teman yang sudah aktif mengajar tiap sore di kampung-kampung sekitar semakin semangat lagi untuk memperluas jangkauan dakwah mereka, kampung-kampung terdekat yang belum ada kerjasama dengan kita mulai kita dekati dan datangi pengurus masjid dan TPA-TPAnya untuk bekerjasama dalam  pengajaran Al-Quran.

Kita datang dengan prinsip mengajarkan Al-Quran tanpa mencampuri tatacara ibadah yang telah dianut masyarakat sekitar. Ini mejadi modal yang sangat berharga dalam dakwah, kita mulai dari Talim Al-Quran dimana tak ada perbedaan menonjol di masyarakat kita, kita hadir ke masyarakat dengan harapan anak-anak mereka akan semakin cinta dengan Al-Quran dan meninggalkan semua hal yang melalaikan, soal cara ibadah dan yang lainnya yang memang sangat sensitif sekali jika kita bahas, kita simpan dan tahan dulu sampai datang waktu yang tepat nantinya, biidznillah.

Masyarakat yang kita ajari anak-anaknya Al-Quran semakin hari semakin merasakan perubahan pada anak-anak mereka. Ngaji TPA yang dulu hanya sekedar rutinitas sekarang sudah berubah menjadi hobi dan kebiasaan yang tidak akan ditinggalkan begitu saja, mereka bahkan sudah menjadikan Talim Al-Quran sebagai satu kewajiban setelah pulang dari sekolah mereka.

Sungguh sangat membahagiakan hati saat berkumpul dan bertemu dengan adek-adek kecil di TPA selepas penat seharian belajar banyak kitab di pesantren, meski kita juga punya banyak tugas dan kewajiban di pesantren, rasanya semua beban itu hilang sekejap saat mendengar dan membetulkan satu persatu bacaan Quran dan hafalan adek-adek kecil di TPA.  

Kami sangat bahagia, karena anak-anak kecil di kampung yang sangat awam ini sudah mulai lancar dalam menghafal juz-juz dalam Al-Quran, kami sangat bahagia bisa mendidik mereka menjadi seorang penghafal Al-Quran karena kami sadar saat usia kami seumuran mereka kami malah sibuk dengan banyak bermain dan menghabiskan waktu dengan sia-sia, rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saat beberapa santri menyelesaikan satu surat dalam Al-Quran dari tangan kita, apalagi saat mereka berpindah juz ke juz berikutnya.

Orang tua mana yang tidak bahagia jika melihat anak-anaknya yang dulu masih terbata-bata melafalkan huruf-huruf hijaiyyah dan kini telah lancar membaca Al-Quran bahkan telah hafal banyak surat di dalam Al-Quran?

Inilah yang menjadikan dakwah kita diterima dengan mudah di tempat mereka, kita mulai dengan Al-Quran, kita ajarkan mereka bahwa Al-Quran adalah kunci kebahagiaan, ia adalah kunci kemudahan dan semua kunci kebaikan dimulai dari Al-Quran.

Dan alhamdulillah sampai hari ini talim Al-Quran masih terus berlanjut di tempat-tempat kita mengajar dulu, bahkan perubahan semakin hari semakin kita rasakan.

@babameiza



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman