SEDERHANA MELIHAT DUNIA - Aljazary Qur'an I Berkhidmah Untuk Qur'an

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 26 Juli 2018

SEDERHANA MELIHAT DUNIA




NAFIDATULILMI_ Siapa yang tak pernah berkhayal untuk hidup serba mewah/ serba kecukupan? Serba ada dengan fasilitas yang lengkap dan kemewahan yang lainnya?

Tentu masing-masing kita pernah berharap hal tersebut. Tapi tidak semua demikian.

Kita mungkin akan sangat sulit menemukan orang-orang yang tak terpikat dengan keindahan dan kemewahan dunia ini di zaman ini, tapi masih ada dan bahkan banyak orang-orang di akhir zaman ini yang memang tak sedikitpun tergiur dengan gemerlapnya dunia ini.

Dan sebaliknya, jika kita lihat kembali sejarah orang-orang shaleh di zaman dulu, maka akan sangat banyak kita jumpai kisah-kisah zuhudnya orang-orang dahulu dengan dunia ini. Mereka tak tergiur sedikitpun dengan dunia ini, tak sedikitpun dilalaikan oleh kemewahan dunia ini, bahkan dunia ini tak ada apa-apanya bagi mereka.

Sebut saja satu kisah tentang seorang a’raby atau arab badui di zaman Khalifah Sulaiman bin Abdil Malik, ketika khalifah sedang shalat di depan ka’bah, berdiri disampingnya sorang a'raby. Kemudian setelah selesai dari shalat beliau bertanya kepadanya: “apakah engkau memiliki hajat yang bisa aku penuhi?”  kemudian arab badui ini menjawabnya,”saya malu dengan Allah, bagaimana mungkin sekarang saya sedang berada di rumahnya (ka’bah) kemudian saya meminta kepada selain-Nya?”

Sesaat kemudian a'raby tersebut keluar dari Masjidil Haram dan sang khalifah masih membuntutinya dari belakang, ia kemudian bertanya lagi, “sekarang kita sudah di luar baitullah, apakah kamu punya hajat yang  bisa saya penuhi? ” apa jawab araby tersebut???

Kemudian a'raby tersebut menjawab dengan penuh hikmah pertanyaan sang khalifah,”hajat duniawi yang anda maksud atau perkara akhirat?”   
Sang khalifah menjawab”tentu hajat duniawi”

Kemudian a'raby itupun menjawabnya lagi,”sungguh, saya sama sekali tidak pernah meminta hal-hal duniawi kepada yang memilikinya (Allah), lalu bagaimana mungkin saya akan memintanya kepada selain-Nya?”

Lihat bagaimana zuhudnya orang-orang shaleh zaman itu, ketika seorang a'raby saja sudah sangat zuhud dengan dunia ini, lalu bagaimana dengan para alim ulama mereka di zaman itu?

Sudah pasti kita akan sangat terharu ketika mendengarkisah-kisah mereka.
Namun, ternyata di zaman sekarang ini juga masih banyak orang-orang yang sangat zuhud dengan dunia ini, seorang yang hidupnya hanya fokus dengan bagaimana saya harus lebih banyak beribadah esok hari dan harus lebih baik dari hari ini? Bukan seperti kita yang hanya memikirkan bagaimana besok saya bisa lebih baik lagi dalam masalah duniawi?

----------------------------------------------------------------------------------------

                    
                      PERSPEKTIF ISLAM TENTANG BUMI DATAR?!

----------------------------------------------------------------------------------------

Tersebutlah seorang syaikh dari negeri yaman, yang dari raut wajahnya saja sudah kita dapati ketenangan mengalir dari bersih hatinya, ilmunya tentang agama ini begitu luas dan hafalannya dengan hadits-hadits nabawy seakan sudah tercatat kuat di memorinya. Ia melafalkan hadits seperti kita berbicara sehari-hari, kalimat yang keluar dari lisannya tak ada satupun yang menyakiti telinga apalagi hati saudaranya, jika ia hadir di tengah majelis, maka ketenangan yang dirasakan orang-orang di sekitarnya, jika ia berdiri untuk membacakan satu hadits nabawy, maka berpuluh-puluh faedah yang sangat bermanfaat akan kita dapatkan.

Sangat senang sekali saat suatu hari bisa hidup bertetangga dengan beliau, apalagi yang pernah menjadi murid dan duduk satu majelis dengan beliau.

Ia sama sekali tak pernah membahas hal-hal duniawy, bahkan saat itu beliau diminta untuk berlatih sepeda motor agar tak dijemput setiap hari ke tempat mengajarnya, beliau urungkan niatnya dan lebih memilih untuk jalan kaki jika tak ada yang menjemputnya untuk datang ke tempat mengajarnya.

Satu lagi, ia adalah orang yang sangat mudah bersyukur, bagaimanapun dan dimanapun ia tinggal, ia akan sangat mudah untuk beradaptasi, contohnya soal makanan, kebanyakan pendatang dari luar negeri terutama negeri arab tidak mudah beradaptasi dengan makanan nusantara, bahkan meski sudah tinggal lama di indonesia, mereka akan mencari makanan yang sesuai dengan apa yang biasa dimakan di negerinya.

Tapi bagi beliau, saat dulu kita datang ke rumahnya, dijamu dengan minuman yang manis dan dingin disaat cuaca sedang panas, kemudian beliau keluarkan makanan dari dapurnya dan ikut makan bersama kita, lauknya adalah sayur jamur dan tempe, beliau makan sebgaimana klita makan, dan ketika ditanya, syaikh kenapa makan makanan indonesia? Apa jawab beliau? Beliau jawab,”apa yang ada dan sudah disiapkan akan saya makan” sambil tersenyum penuh ketenangan.

Sebenarnya   masih banyak cerita tentang beliau ini, jika kita tulis semua disini rasanya akan butuh waktu panjang, dan satu hal yang menjadi tema penting pembahasan kali ini adalah bagaimana kita harusnya lebih banyak bersyukur dengan keadaan kita sekarang, dengan kondisi yang tentunya tidak semua orang bisa seperti kita sekarang, dan juga sikap kita terhadap dunia ini, jangan sampai hidup kita di dunia ini hanya untuk mencari kesenangan dan menikmatinya semata, tanpa memikirkan bagaimana nanti setelah kita pergi meninggalkan dunia ini, sebab dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau semata, semua yang ada akhirnya akan musnah, jika kita tidak memanfaatkannya untuk kebaikan dan amal shaleh, maka hanya kerugian dan penyesalanlah yang akan kita jumpai di akhirat nanti.

Dan semoga Allah senantiasa membimbing kita dengan taufik dan hidayah-Nya, serta menjauhkan kita dari segala macam fitnah duniawi. Aamiin.

@Abu Usaamah Abdul Aziz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Halaman